
JAKARTA, derapguru.com — Dunia pendidikan tengah menghadapi tantangan besar. Beberapa tantangan itu lahir akibat perkembangan teknologi, lahirnya kecerdasan buatan, serta tuntutan keterampilan tertentu pada abad ke-21.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar (PB PGRI), Prof Unifah Rosyidi MPd, di sela-sela Puncak Peringatan HUT Ke-80 PGRI yang dipusatkan di Britama Arena Kelapa Gading Jakarta, Sabtu 29 November 2025.
“Pendidikan tengah menghadapi tantangan besar akibat perkembangan teknologi, kecerdasan buatan, serta tuntutan keterampilan abad ke-21. Maka kami menghimbau agar para guru terus berinovasi dan memperkuat kompetensi untuk menghadapi perubahan tersebut,” urai Unifah.
Unifah menambahkan, terkait dengan hak-hak guru, PGRI akan terus memperjuangkan. Terutama hak untuk memperoleh kesejahteraan, meningkatkan kompetensi, dan mendapatkan perlindungan hukum.
“Terkait maraknya kasus kriminalisasi guru, PGRI mendesak pemerintah dan DPR untuk memasukkan Perlindungan Guru secara eksplisit dalam rancangan peraturan perundang-undangan, termasuk dalam RUU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas),” tambah Unifah.
Lebih lanjut Unifah menekankan, dalam RUU Sisdiknas, PGRI juga meminta agar pemerintah tetap mempertahankan Tunjangan Profesi Guru dan Dosen (TPGD) minimal sebesar 1 kali gaji pokok, menuntaskan sertifikasi, memperkuat peran LPTK dalam menghasilkan sumber daya guru berkualitas. Di luar itu, PGRI juga meminta mempercepat rekrutmen ASN bagi guru honorer, memastikan kesetaraan antara guru negeri dan swasta, serta mendukung wajib belajar 13 tahun dimulai dari PAUD TK.
“PGRI akan selalu mendukung program Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang menempatkan peningkatan kualitas pendidikan sebagai salah satu prioritas nasional,” ungkap Unifah.
Mengakhiri amanatnya, Unifah Rosyidi mengapresiasi seluruh guru di Indonesia yang tetap berkomitmen menjalankan tugas pendidikan dalam berbagai kondisi.
“Guru jangan hanya indah dipidatokan tapi tidak tampak keberpihakannya dalam kebijakan. Sudah saatnya semua pihak memenuhi harapan dari Pak Presiden agar seluruh pemangku kepentingan berpihak kepada wong cilik, kaum guru. Dedikasi guru adalah penerang bagi bangsa dan masa depan Indonesia,” ujarnya. (za)




