
SEMARANG, derapguru.com — Ekspansi pasar produk lokal ke wilayah yang lebih luas–terutama ke luar negeri–banyak yang terkendala masalah bahasa. Bukan hanya keterbatasan personil tim marketing dalam sisi bahasa, tapi juga perkara label produk yang belum disiapkan untuk bertarung di pasar internasional.
Kendala seperti inilah yang sedang dihadapi produk-produk lokal Indonesia yang hendak melakukan ekspansi pasar ke luar negeri. Beberapa hambatan ini pula yang ditangkap oleh tim dosen UPGRIS saat melawat ke UMKM Jamu di Kawasan Wonolopo Mijen Kota Semarang.
Untuk itulah, tim dosen yang terdiri atas Dra Siti Lestari MPd, Drs Suyoto MPd, Dra Tarcisia Sri Suwarti MPd, dan Dr Nuning Zaidah SPd MA, merancang pelatihan bertajuk “Pelatihan dan Pendampingan Multibahasa (Indonesia, Inggris, dan Jawa) dalam Strategi Pelabelan Produk Jamu Tradisional guna Meningkatkan Perekonomian Masyarakat”.
Ketua Tim Dosen, Siti Lestari, menuturkan kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kemampuan produsen jamu tradisional dalam mengembangkan label produk yang komunikatif, menarik, dan berdaya saing global. Para pembuat jamu yang dilatih adalah kelompok pengrajin jamu tradisional “Sumber Husodo” Wonolopo Mijen Kota Semarang.
“Kegiatan pelatihan diisi dengan membuat label produk dengan tiga bahasa: bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Jawa. Bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa standar, bahasa Inggris untuk menjangkau pasar global, dan bahasa Jawa untuk memperkuat aspek lokal,” urai Siti Lestari.
Siti Lestari menambahkan, label berbahasa Inggris tidak hanya memperluas jangkauan pasar, tetapi juga menambah kredibilitas produk jamu di mata konsumen global. Dalam pelatihan, peserta dilatih menulis kalimat promosi yang singkat dan komunikatif seperti “Traditional Herbal Drink for Health and Vitality” atau “Made from Natural Ingredients without Preservatives”.
“Pendampingan juga mencakup penataan desain label bilingual yang menampilkan identitas budaya lokal seperti motif batik dan simbol tanaman herbal Wonolopo,” urai Siti Lestari.
Lebih lanjut Siti Lestari mengungkapkan, selain membuat produk dengan label yang menarik, ditekankan pula untuk jujur dalam manfaat produk. Jangan sampai over-claim atau terlalu hiperbolik dalam mengunggul-unggulkan produk.
“Label produk harus jujur, informatif, dan sesuai dengan etika pemasaran. Bahasa yang tepat mencerminkan kepercayaan dan profesionalitas produsen,” tegas sambil memamerkan produk jamu dengan label Multibahasa. (za)




