
SEMARANG, derapguru.com — Pemerintah telah meluncurkan naskah akademik Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial pada Pendidikan Dasar dan Menengah pada Februari 2025. Kendati demikian, bagaimana metode dan cara mengajarkan ternyata masih belum banyak dipahami oleh para guru.
Kondisi inilah yang dibaca oleh tim dosen Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) yang terdiri atas Nurina Happy, Bagus Ardi Saputro, dan Rofian. Untuk membantu implementasi pembelajaran coding, mereka menggelar kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan menggelar Pelatihan Pembelajaran Koding untuk Guru Komunitas Belajar Gayamsari Kota Semarang.
Ketua Tim Dosen, Nurina Happy, menyampaikan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial ini sangat penting. Di dalamnya terdapat cara-cara berpikir komputatif yang akan membuat anak terlatih berpikir logis dan analitis.
“Tentu saja yang kami ajarkan tidak hanya pola pikir komputatif saja, tapi juga mengajarkan bagaimana pemanfaatan teknologi dengan pemahaman mendalam mengenai tanggung jawab etis,” urai Nurina Happy.
Nurina Happy menambahkan kegiatan ini dirancang dalam lima tahap kegiatan, pertama, sosialisasi kebijakan pembelajaran koding yang diterapkan pemerintah; kedua, memberikan pelatihan unplugged coding; ketiga, memberikan pelatihan plugged coding.
“Keempat, kami melakukan pendampingan implementasi pembelajaran koding oleh guru; dan kelima, memonitor, mengevaluasi, dan mendorong Komunitas Belajar Gayamsari untuk mengembangkan keterampilan secara berkelanjutan,” tandas Nurina Happy.
Lebih lanjut Nurina Happy mengungkapkan peningkatan kompetensi guru dalam bidang koding bukan sekadar kebutuhan teknis, tetapi merupakan bagian strategis dari upaya menciptakan generasi yang adaptif terhadap perubahan zaman. Perkembangan dunia pendidikan ini menjadi salah satu kebijakan baru yang menjadi bahan pembicaraan hangat di kalangan pendidik.
“Guru menjadi bagian penting dari pilar utama dalam penerapan perkembangan dunia pendidikan yang berpusat pada pembelajaran di sekolah, sehingga peran guru tidak bisa tergantikan,” tandasnya. (za)