
Derapguru.com Hongkong, 21 September 2025 — Menunggu pesawat sering kali identik dengan rasa bosan, apalagi saat transit berjam-jam. Namun di setiap bandara internasional, ada satu sudut yang selalu jadi magnet perhatian: tempat charging gadget.
Di ruang tunggu bandara Hongkong, kursi berwarna hijau terang bertuliskan priority seat ternyata dilengkapi stop kontak dan port charger. Sekilas terlihat sederhana, tapi bagi para penumpang, fasilitas ini ibarat oasis di padang pasir digital. Gadget bisa kembali bernapas, laptop tetap menyala, dan komunikasi dengan keluarga di tanah air tetap terjaga.
Teknologi yang Membumi
Stop kontak dan port USB yang tersedia memudahkan siapa pun: dari pebisnis yang perlu mengirim laporan, guru yang ingin menyiapkan bahan ajar, hingga pelancong yang hanya ingin mengunggah foto perjalanan. User friendly dan tidak ribet — tinggal colok, isi daya mengalir, rasa cemas pun berkurang.
Etika di Balik Kabel
Namun, di balik kenyamanan ini, ada etika kecil yang patut diperhatikan. Jangan terlalu lama menduduki kursi jika sudah penuh daya, apalagi jika ada orang lain yang menunggu. Jangan juga menguasai lebih dari satu port untuk gadget pribadi. Sepele memang, tetapi di ruang publik internasional, sikap berbagi justru menjadi bahasa universal.
Lebih dari Sekadar Energi
Mengisi daya ternyata bukan hanya soal baterai. Ia menjadi simbol bahwa kita, para penumpang dari berbagai negara, sama-sama butuh energi tambahan untuk melanjutkan perjalanan. Ada interaksi sederhana: tatapan ramah, senyum kecil ketika bergantian, bahkan percakapan singkat tentang “berapa persen baterai Anda.” Di situlah muncul rasa kebersamaan lintas bahasa dan budaya.
Catatan untuk Pelancong
Bagi kami di PGRI Jawa Tengah, pengalaman ini memberi pesan reflektif: fasilitas yang baik akan mendidik penggunanya untuk lebih tertib dan saling menghargai. Sama seperti di kelas, ketika akses teknologi diberikan merata, maka tumbuhlah rasa tanggung jawab bersama.
Menunggu pesawat memang melelahkan, tapi di sudut kecil dengan colokan listrik ini, kami belajar bahwa perjalanan bukan hanya soal tiba di tujuan. Ia juga tentang mengisi daya — gadget kita, etika kita, dan semangat kita sebagai pembelajar sepanjang hayat (Sapt/Wis)