
KARIMUNJAWA, derapguru.com — Masalah penanganan sampah menjadi isu internasional yang ramai diperbincangkan di berbagai forum dunia. Sampah tidak hanya menjadi masalahnya global, tapi juga akan menjadi bom waktu yang dapat mengancam ekosistem dunia.
Prihatin dengan masalah persampahan, National Yunlin University of Science and Technology (YunTech) Taiwan dan Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) berkolaborasi menggelar pengabdian bersama untuk menangani masalah tersebut. Lokus kegiatan kolaboratif ini adalah wilayah Kepulauan Karimunjawa.
Ketua Tim Pengabdian Gabungan, Lusia Maryani Silitonga PhD, mengatakan target besar kegiatan ini adalah pelestarian lingkungan pesisir, edukasi masyarakat, dan pertukaran pengetahuan lintas budaya.
“Pulau Karimunjawa dikenal sebagai destinasi wisata bahari unggulan, saat ini sedang menghadapi tantangan serius berupa meningkatnya volume sampah, terutama plastik, serta rendahnya kesadaran masyarakat terhadap konservasi ekosistem laut,” urai Lusia.
Lusia menambahkan, melalui program pengabdian internasional yang bersifat kolaboratif ini, tim UPGRIS–YunTech berupaya menjawab tantangan dengan pendekatan partisipatif dan interdisipliner. Dalam praktiknya, dua perguruan tinggi ini juga melibatkan mahasiswa masing-masing untuk turut berkolaborasi aktif dalam penanganan sampah ini.
“Selama kegiatan di Karimunjawa, mahasiswa Indonesia dan Taiwan bersama masyarakat berhasil mengumpulkan dan memilah lebih dari 55 kilogram sampah pantai,” urai Lusia.
Lusia menambahkan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kerangka besar pengabdian internasional ini, mulai dari edukasi pemilahan sampah, diskusi lintas budaya, dan memproduksi lima video kampanye digital bertema gaya hidup ramah lingkungan yang disebarkan melalui media sosial untuk menjangkau generasi muda.
“Tidak hanya di Karimunjawa, kegiatan juga dilanjutkan di Kampus UPGRIS Semarang dengan menggelar kuliah umum yang menghadirkan profesor dari YunTech Taiwan dalam format mini lecture internasional. Kuliah umum ini membahas topik eco-green innovation, sustainable tourism, dan cross-cultural communication, yang diikuti oleh dosen serta mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPGRIS,” urai Lusia.
Rektor UPGRIS, Dr Sri Suciati MHum, dalam sambutannya menegaskan bahwa kerja sama internasional ini merupakan wujud nyata komitmen kampus dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Sri Suciati juga mengatakan, kegiatan pengabdian internasional yang melibatkan mahasiswa ini akan lebih diperbanyak lagi pada masa-masa mendatang.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga langsung berkontribusi bagi masyarakat dan memperoleh pengalaman global,” ujarnya.
Sri Suciati menambahkan program ini juga memberikan manfaat besar bagi masyarakat lokal. Edukasi lingkungan yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat Karimunjawa akan pentingnya menjaga kebersihan pesisir. Sementara itu, keterlibatan mahasiswa YunTech memperkaya pengalaman lintas budaya bagi kedua belah pihak, serta memperkuat jejaring akademik internasional.
Kegiatan PKM Internasional ini di-inisiasi oleh Lusia Maryani Silitonga PhD dengan anggota Prof Wiyaka MPd, DrnEntika Fani Prastikawati MPd, Dr Heri Prabowo ME, Dr Bayu Kurniawan SKom MM dan Nur Cholifah, MPd sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 13 (penanganan perubahan iklim), poin 14 (ekosistem laut), dan poin 17 (kemitraan global).
“Ke depan, UPGRIS dan YunTech merencanakan keberlanjutan program dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional, penelitian bersama, serta pengembangan media edukasi ramah lingkungan untuk sekolah-sekolah pesisir,” tandas Lusia. (za)