
Banjarnegara, derapguru.com.
Kualitas pelaksanaan Pembelajaran Mendalam antar Cabang PGRI se Kabupaten Banjarnegara merata di setiap kecamatan. Paling tidak hal itu tampak dari para finalis dan juara lomba video Pembelajaran Mendalam yang digelar Sabtu (30/8/2025) di Rumah Guru PGRI Banjarnegara dalam rangka seleksi Pekan Olahraga, Seni dan Pembelajaran (Porsenijar) PGRI Banjarnegara.
Di jenjang TK, Nurul Anisa dari Cabang Sigaluh menjadi juara 1, disusul Suwiti dari Kalibening juara 2 dan Thoriqoh dari Rakit juara 3.
Pada jenjang SD, Merdhenita Restuti dari Purwanegara meraih juara 1, Desi Putrianasari dari Pagentan juara 2 dan Fifin Riyanti dari Pejawaran juara 3.
Jenjang SMP, juara 1 diraih Novinda Dian Puspito dari Pegedongan, juara 2 Harsiti Indrawati dari Bawang dan juara 3 Enggal Rininggayuh dari Pandanarum.
Jenjang SMA, Umi Jamilah dari Batur juara 1, Istiqomah dari Bawang juara 2 dan Henny Murdhiastuti dari Sigaluh juara 3.
Sementara untuk juara video konten kreatif juara 1 Latifah Utami dari Punggelan, juara 2 Titik Ambarwati dari Purwanegara dan juara 3 Difla Nurul Anisah dari Karangkobar.
Dewan juri kegiatan tersebut adalah Direktur Art Film Aziz Arifianto dan Pengawas Dindikpora Banjarnegara Rossiana Susiandari.
Aziz mengatakan ada tiga aspek utama penilaian yang meliputi konten atau gagasan, bentuk, dan gaya. Dari ketiga aspek tersebut, menurutnya konten atau gagasan menjadi prioritas utama dalam penjurian, karena pesan dan ide merupakan ruh dari sebuah karya video.
“Secara umum, juri mengapresiasi seluruh peserta atas usaha, kreativitas, dan kerja keras yang telah dicurahkan dalam mengikuti lomba ini. Setiap karya menunjukkan semangat berkarya dan keberanian menuangkan gagasan ke dalam bentuk audio-visual,” ujar Aziz.
Namun demikian, tambah Aziz, juri juga mencatat bahwa hampir semua peserta masih lemah dalam eksekusi produksi dan pengemasan video.
“Beberapa karya sudah memiliki ide menarik, tetapi kurang maksimal dalam pengolahan teknis seperti alur cerita, videografi, editing, maupun kualitas audio. Hal ini membuat pesan yang sebenarnya kuat menjadi kurang tersampaikan dengan baik,” tambahnya.
Untuk itu, Aziz berharap agar pada kesempatan berikutnya para peserta dapat terus berkarya dengan ide-ide yang unik dan autentik, bukan sekadar mengikuti pola ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).
“Kreativitas sejati lahir dari keberanian untuk tampil berbeda dan menghadirkan sesuatu yang segar, khas, dan membekas di ingatan penonton. Dengan semangat berproses dan belajar, kami percaya para peserta akan mampu menghasilkan karya video yang lebih kuat, baik dari sisi gagasan maupun kemasan, serta berkontribusi positif bagi perkembangan dunia pendidikan,” tandas Aziz.
Sementara itu, Rossiana mengapresiasi karya dari Cabang Pagedongan pada jenjang SMP. Menurutnya karya tentang ethno science for humanism meningkatkan kepedulian terhadap bahaya tanah longsor dan solusi kreatifnya.
“Sangat memenuhi kebutuhan lingkungan pembelajaran dan juga aplikatif,” ujar Rossiana yang juga Fasilitator Pembelajaran Mendalam itu.
Ketua PGRI Banjarnegara Heling Suhono sangat mengapresiasi ajang lomba tersebut.
“Andai semua guru seperti para peserta ini, maka saya yakin pendidikan di Banjarnegara maju pesat,” ujar Heling. (H. Purwono)