
SEMARANG, derapguru.com — Jelantah sisa penggorengan menjadi problem bagi warga Kembangarum Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang. Pasalnya, warga yang mayoritas memiliki usaha kuliner dan tergabung dalam Kelompok UPPKA (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor) “Karunia” tersebut, sering menyisakan air jelantah yang kemudian dibuang di saluran pembuangan.
Limbah jelantah yang bercampur dengan berbagai limbah lain lama-lama akan berubah menjadi gumpalan yang mengakibatkan saluran pembuangan rumah mampet. Mampetnya saluran pembuangan ini tentu membuat masyarakat harus mengeluarkan dana lebih upntuk membersihkan–bahkan kadang merenovasi–saluran pembuangan air mereka.
Melihat kondisi demikian, tim dosen UPGRIS yang terdiri atas Setyoningsih Wibowo ST MKom, Ir Slamet Budirahardjo ST MT IPM, dan Drs Ir Bagus Priyatno ST MT mencoba untuk mencari solusi untuk mengatasinya. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan memberikan pelatihan pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi lilin aromaterapi.
Ketua Tim Dosen, Setyoningsih Wibowo, mengungkapkan limbah sisa penggorengan yang dibuang percuma bisa disulap menjadi produk yang bernilai jual serta mengurangi limbah rumah tangga. Dengan pelatihan ini minyak jelantah yang sering dibuang bisa dimanfaatkan menjadi produk yang punya nilai ekonomis.
“Peserta kami ajari teknik penyaringan minyak jelantah dengan cara minyak jelantah direndam selama 24 jam dengan batu arang. Jelantah yang telah disaring selanjutnya dibuat lilin dengan mencampurkan bubuk stearid acid yang dipanaskan. Untuk mempercantik lilin, sebelum dicetak bahan diberikan pewarna dan aroma terapi dari minyak kayu putih atau aroma-aroma lainnya,” urai Setyoningsih.
Setyoningsih menambahkan, dampak positif dari program pelatihan ini bagi lingkungan adalah berkurangnya limbah dari minyak jelantah. Dengan demikian, mereka juga terbebas dari beban biaya penataan saluran pembuangan rumah, bahkan bisa pula mendapatkan tambahan penghasilan dari penjualan produk.
Ketua UPPKA ‘KARUNIA’, Farikhatul Musfiroh SPsiI, memberikan apresiasi kepada tim pengabdian yang telah membuka wawasan baru memanfaatkan limbah menjadi produk baru yang mempunyai nilai jual. Mereka mengaku sangat antusias karena produk-produk yang dihasilkan bisa dijual baik secara individu maupun secara kelompok dengan brand UPPKA KARUNIA.
“Ternyata minyak yang selama ini kami buang bisa dimanfaatkan dan menjadi peluang usaha baru kami, yang mempunyai nilai jual. Kami jadi bersemangat untuk terus berinovasi dan berpromosi di WhatsApp dan Instagram dan kami menjadi lebih percaya diri,” ujarnya. (za)