JAKARTA, derapguru.com — Mahal atau murahnya Uang Kuliah Tunggal (UKT) adalah perihal falsafah bernegara.
Hal tersebut disampaikan ilmuwan diaspora Indonesia yang kini menjadi Assistant Professor di Chemical and Environtmental Engineering Faculty of Engineringp University of Nottingham, Bagus Putra Muljadi.
“Menilai polemik kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Indonesia mesti ditelisik lebih lanjut. Mahal atau tidaknya UKT adalah perihal falsafah bernegara,” tandas Bagus.
Bagus juga mengajak semua kampus untuk menyadari apakah pendidikan tinggi itu hak berkewarganegaraan ataukah sebuah komoditas ekonomi? Cara pandang terhadap pendidikan inilah juga mempengaruhi bagaimana kampus mengambil kebijakan.
“Apabila UKT dipatok tinggi, hal itu tak bisa begitu saja menjadi tolok ukur tinggi rendahnya kualitas sebuah perguruan tinggi.
“UKT bukanlah satu satunya variabel penentu kualitas sebuah universitas,” jelasnya.
Lebih lanjut Bagus menuturkan, di luar negeri besaran UKT atau biaya kuliah juga tidak murah, namun beberapa kampus di Indonesia nyatanya sudah banyak yang memiliki kualitas sepadan dengan sejumlah kampus di luar negeri.”Kalau hanya dilihat dari UKT, maka universitas-universitas seperti ITB, dan UGM memiliki performa yang baik (relatif sama terhadap universitas di UK dan US dengan ranking yang sepadan) bahkan di tengah keterbatasan sumber dayanya,” ungkap dia. (med/za)