SEMARANG, derapguru.com – Memang tidak mudah untuk mengajak siswa memahami materi pelajaran hanya dengan bermodalkan ceramah, powerpoint, atau tampilan youtube. Tidak semua materi pelajaran bisa diselesaikan menggunakan sisi verbal maupun audio visual. Ada materi-materi tertentu akan lebih tepat bila diajarkan melalui sentuhan langsung dengan objek yang dipelajari.
Salah satunya adalah materi pembelajaran bioteknologi. Meski materi bioteknologi bisa diajarkan dengan ceramah ataupun menyaksikan tayangan audiovisual. Tapi pelajaran ini memang lebih mantap bila diterapkan dengan praktikum langsung. Siswa diajak langsung untuk mengenal bagaimana bioteknologi yang berkembang di sekitar kita.
Hal inilah yang sedang dilakukan dua peneliti Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Rivanna Citraning Rachmawati MPd dan Eko Retno Mulyaningrum MPd, saat menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada siswa SMA Institut Indonesia Semarang, baru-baru ini. Model pembelajaran berbasis proyek ini diharapkan dapat membantu siswa SMA Institut Indonesia dalam memperlajari materi Bioteknologi.
“Penelitian model PjBL ini dapat meningkatkan bioentrepreneurship dan kemandirian siswa. Untuk kegiatan praktikumnya kami menggunakan tempe dan tape,” tutur Rivanna.
Rivana menambahkan, dengan model pembelajaran PjBL yang diterapkan secara langsung seperti ini, siswa akan mendapatkan pengalaman yang harapannya kelak bisa memicu tumbuhnya jiwa enterpreunership dalam bidang bioteknologi. Tak hanya itu saja, model pembelajaran seperti ini juga dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi bioteknologi.
“Kegiatan proyek kelompok ini dapat meningkatkan kemandirian siswa, karena setiap siswa memiliki tugas/jobdesk masing-masing pada setiap kelompoknya,” urai Rivanna.
Lebih lanjut Rivana menuturkan, tak cukup hanya mempelajari bioteknologi dalam tempe dan tape semata. Dalam pembelajaran ini, siswa juga ditantang untuk menghasilkan produk-produk inovasi yang diturunkan dari tempe dan tape. Bahkan, untuk meningkatkan pengetahuan tentang produk-produk hasil bioteknologi, para siswa diajari pula untuk membuat tempe dan tape dengan bahan yang tidak konvensional.
“Ada juga proses pembuatan tempe dari kacang tanah, kacang merah, kacang polong, jagung, dan tempe kacang hijau. Sedangkan untuk tape, kami ajarkan pula peluang untuk membuat tape dari bahan dasar ubi jalar, pisang susu, ubi ungu, jagung, dan gembili,” tandas Rivanna.
Guru Biologi SMA Institut Indonesia Semarang, Teguh, yang juga turut mendampingi siswa menyambut hangat tim peneliti UPGRIS yang tidak hanya melakukan penelitian model pembelajaran, tapi juga mengajari siswa-siswanya mengenal produk-produk inovatif hasil bioteknologi. Teguh berharap, ada banyak penelitia lagi dari UPGRIS yang dapat memberikan pengetahuan-pengetahuan berharga bagi siswa.
“Alhamdulillah kami disini sangat senang akan kehadiran peneliti dari Universitas PGRI Semarang. Kami sangat senang bisa terlibat dalam penelitian. Kami harap penelitian ini dapat memberikan inovasi untuk pembelajaran selanjutnya,” urai Teguh. (za)