JAKARTA, derapguru.com – Banyak sekolah yang tidak serius merespon pelaksanaan SNPB sehingga siswa menjadi ‘korban’ karena tak bisa mengikuti Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB).
Ketidakseriusan sekolah tersebut bisa dilihat dari banyaknya sekolah yang tidak mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), menunda pembuatan akun, sampai dengan tidak memfinalisasi akun SNPMB.
Fakta memprihatinkan tersebut disampaikan Ketua Pelaksana SNPMB 2024, Tjitjik Srie Tjahjandarie, saat memberikan materi dalam acara ‘Sosialisasi Mekanisme Pengisian PDSS’ secara daring, Senin 8 Januari 2024.
“Jadi, di 2023, hanya sekitar 22.500 yang finalisasi dari 36.000 sekolah. Jadi, banyak sekali,” urai Tjitjik.
Tjitjik menambahkan, tindakan-tindakan yang dilakukan sekolah tersebut sangat merugikan siswa karena akan membuat siswa kehilangan peluang untuk mengikuti SNPMB.
“Jangan sampai peluang ini menjadi terbuang percuma. Padahal itu sebenarnya bisa saja satu, dua, tiga, atau sepuluh siswa di sekolah tersebut bisa diterima di perguruan tinggi negeri pilihannya,” tutur dia.
Lebih lanjut Tjitjik berharap berbagai tindakan-tindakan yang memupus peluang putera-puteri bangsa agar tidak lagi terjadi pada SNPMB 2024. Semua sekolah diharapkan proaktif dalam memberikan kesempatan bagi siswa-siswanya untuk mendapatkan perguruan tinggi terbaik.
“Karena kan ini sebenarnya peluang yang kita berikan kepada seluruh sekolah untuk kemudian dimanfaatkan bagi siswa-siswinya yang berprestasi. Apabila Bapak Ibu kemudian tidak memanfaatkan peluang ini, sebenarnya Bapak Ibu betul-betul kurang memperjuangkan siswa,” tegas dia. (za)