SEMARANG, derapguru.com — Para pelaku bullying dalam dunia pendidikan rerata adalah orang-orang kuat atau memiliki power lebih pada suatu lingkungan pendidikan. Mereka bisa saja guru, pengelola sekolah, orang tua siswa, bahkan bisa juga teman sejawat yang secara fisik lebih kuat.
Hal tersebut disampaikan Ketua PGRI Jateng yang juga Pembina UPGRIS, Dr H Muhdi SH MHum, dalam webinar “Wujudkan Lingkungan Pendidikan Aman dan Nyaman” hasil kerja sama Satgas PPKS UPGRIS, Pusat Pengambangan MKU UPGRIS, dan PGRI Jawa Tengah, Jumat 29 Desember 2023.
“Untuk sesama siswa, pelaku rata-rata adalah mereka yang memiliki fisik lebih kuat, anak orang kuat, atau anak-anak frustasi korban dari broken home,” tutur Dr Muhdi.
Dr Muhdi menambahkan, ada banyak faktor yang bisa memicu munculnya pelaku-pelaku bullying. Salah satunya adalah faktor keluarga yang orang tuanya tidak mencontohkan perilaku yang baik atau bisa juga karena dampak keluarga broken home sehingga anak-anak mencari pelampiasan atas kondisi yang menekannya.
“Faktor lain bisa juga terjadi karena guru abai atau tidak peka terhadap terjadinya bullying yang dihadapi anak. Guru sering tidak tahu terjadinya bullying karena perilaku bullying biasanya terjadi ketika jam istirahat. Saat guru berada di ruang guru,” tutur Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi menambahkan, selain faktor-faktor di atas, faktor lingkungan sosial dan media massa/media sosial juga berpengaruh pada terjadinya perilaku bullying. Faktor lingkungan sosial misalnya, kondisi lingkungan sosial yang keras dan perilaku bullying sudah menjadi kebiasaan.
“Yang lebih mempengaruhi lagi adalah faktor media massa dan media sosial. Banyak prilaku-prilaku bullying yang dipertontonkan media justru menginspirasi anak-anak untuk meniru hal yang sama,” tandas Dr Muhdi. (za)